Baca Buku Untuk Bayi - Perlukah?
Mungkin timbul anggapan bahwa bayi masih belum mengerti saat orang tua membacakan buku,
karena mereka cuma tahu segala macam barang ya dimasukin mulut. Kalau tidak
habis dilumat, diemut, nyunyut kena air ludah, ya bukunya bisa habis
disobek-sobek atau diremas-remas. Apalagi disuruh duduk diam mendengarkan
saat orang tua membacakan buku anak. "Mana bisaaa?", begitu mungkin pikir sebagian
Mamah. Maka lalu berlandaskan anggapan tersebut, sebagian dari kita orang tua
menunda untuk mulai mengenalkan buku untuk bayi sampai mereka mendekati usia sekolah
nanti.
Ketahuilah, Mah, bahwa anggapan tersebut adalah kebenaran yang
hqq. Tapi lalu bukan berarti itu bisa mencegah kita mengenalkan buku untuk bayi agar anak suka membaca dong
yaa.. Sebenarnya Baby Sha (si anak bungsu) sudah mulai dikenalkan pada buku dan
diajak membaca mulai usia 5 bulanan. Dipilih lah sebuah board book dengan slide
panel yang bisa digeser ke atas-bawah sebagai buku pertamanya. Tapi antusiasmenya baru muncul beberapa bulan kemudian. Tiap kali lihat
buku andalannya itu, langsung dia ambil dan kode-kodein Mamahnya untuk minta dibacakan. Bisa dibilang, minat bacanya sudah mulai ada sejak usianya belum genap setahun ... Aduh, maaf. Jadi kepedean *ehem
Anyway..
Manfaat Membacakan Buku Anak
Punya anak yang berminat baca itu langka dan berharga tiada
tandingan loh, Mah, karena ketahuilah bahwa sesungguhnya, berdasarkan hasil studi yang dilakukan pada tahun
2016, Indonesia ada di peringkat 60 dengan minat baca
terendah dari 61 negara *tepokjidat *ndepisdipojokan *malu
Padahal, oh, padahal, mayoritas tokoh SUKSES (iya, 'SUKSES', pake huruf kapital semua; bukan cuma sekedar 'sukses') punya kebiasaan membaca yang super. Bill Gates, sang Raja Microsoft itu bisa baca 50 buku dalam 1 tahun, yang artinya dalam seminggu satu buku habis dibacanya. Kalo gak ada minat, mana mungkin anak bisa semangat untuk banyak membaca?
Selain menumbuhkan minat baca, membacakan buku anak sejak dini juga penting perannya dalam perkembangan bahasa anak.
Ada sebuah studi yang menemukan bahwa anak-anak usia 18-25 bulan yang sudah rutin dibacakan buku selama setahun sebelumnya ternyata bisa mengucapkan dan mengerti lebih banyak kata dibanding anak-anak seumuran yang tidak dibacakan buku. W.O.W.
Masak iya masih gak semangat untuk mengenalkan buku pada anak sih, Mah?!
Sekarang saatnya! Makin awal, makin bagus. Tata niat dalam hati untuk melakukan ini demi kebaikan luarbiasa untuk anak, agar anak suka membaca.
Membaca itu kan skill / kemampuan penting yang dipakai seumur hidup. Mulai anak sekolah SD sampai perguruan tinggi, nah, apa gak baca buku terus itu kerjaannya? Kalau anak tidak terbiasa membaca, nanti dibilangnya malas belajar. Nah.. Makanya, ayo, Mah! Mulai sekarang kita telatenin baca buku untuk bayi sebagai bekal awal agar anak suka membaca.
Membaca itu kan skill / kemampuan penting yang dipakai seumur hidup. Mulai anak sekolah SD sampai perguruan tinggi, nah, apa gak baca buku terus itu kerjaannya? Kalau anak tidak terbiasa membaca, nanti dibilangnya malas belajar. Nah.. Makanya, ayo, Mah! Mulai sekarang kita telatenin baca buku untuk bayi sebagai bekal awal agar anak suka membaca.
Saya sudah googling panduan membacakan buku untuk bayi dan ada
buanyaak pendapat para pakar ahli dari berbagai penjuru dunia. Dibaca,
dibaca... Lalu dipilih, dipilih... dan dicobalah beberapa poin untuk dipraktekkan.
Nah, berikut beberapa cara saya biasanya membacakan buku untuk anak saya, Baby Sha:
1) Mengenai kebiasaan emut-mengemut, para bayi itu sebenarnya
sedang mencari tahu "Barang apa ini sebenernya? Enak gak ya? Keras gak
ya?", begitu mungkin pikir mereka. Tapi karena mereka belum bisa ngomong
dan tanya langsung ke Mamah untuk mendapat jawaban, cara mereka cari tahu ya
lewat semua inderanya, termasuk indera pengecap, ya lewat diemut digigit
dijilat itu tadi.
Jadi selalu pilihlah BOARD BOOK paling tidak sampai kebiasaan semua-barang-masuk-mulut nya hilang kira-kira usia 12-18 bulan.
Alasannya tentu saja karena board book pasti anti-sobek, anti-basah, anti-kusut. Soft book atau buku bantal juga bisa sih, sebenarnya, tapi halamannya lebih susah dibalik kalau dibandingkan board book yang lebih kokoh dan tangguh.2) Idealnya, pilih yang isinya SATU GAMBAR PER HALAMAN karena dengan begitu gambarnya biasanya lebih besar dan lebih jelas.
3) Dalam beberapa bulan pertama dalam hidupnya, seiring dengan penglihatannya yang berkembang, para bayi biasanya lebih tertarik dengan warna-warna kontras, terutama merah.
Jadi, pilih board book yang WARNA gambarnya CERAH dan KONTRAS,
meskipun Mamah sebenarnya adalah shabby chic lover atau pastel lover. Ini demi anak, Mah. Hehe..
4) Beda sama Mamah yang masih penasaraaan aja kelanjutan drama
serinya gimana, dan lalu lanjut nonton episode berikutnya dan
berikutnya lagi *pengalamanpribadi, baca buku untuk bayi tidak perlu dari awal sampai akhir, dikarenakan rentang waktu fokus mereka masih
sangat pendek. Jadi, bukan dibacakan cerita, tapi
tunjuk-tunjuk aja gambar di bukunya dan perkenalkan apa itu. Semacam, "Oooh, lihat! Ini mobil. Mo-bil."
5) Baby Sha paling girang kalau saya membacakan buku anak sambil ada
adegan akting atau konser menyanyi. Iya, Mah.
Bikin suara-suara lucu, atau tingkah-tingkah lucu, atau nyanyikan lagu yang berhubungan dengan gambar.
Semisal, di halaman 'Blue Car' (seperti dalam foto di atas) selalu saya nyanyikan "Wheels on the Bus" (lirik diganti jadi "wheels on the car"✌). Sambil tangannya digerakkan seakan-akan lagi nyetir mobil, lengkap dengan suara mesin dan klaksonnya.
Sewaktu 'baca' halaman "Yellow Duck" selalu saya nyanyikan lagu "Five Little Ducks" yang biasa dia denger (lirik diganti jadi "five yellow ducks" ✌). Atau saya tirukan suara bebek.
Sewaktu 'baca' halaman "Yellow Duck" selalu saya nyanyikan lagu "Five Little Ducks" yang biasa dia denger (lirik diganti jadi "five yellow ducks" ✌). Atau saya tirukan suara bebek.
Sambil membacakan buku untuk anak, Mamah bisa melakukan apapun yang bisa bikin anak tertawa. Yakin pasti Mamah lebih tahu apa yang biasanya bisa bikin si Bayi senyum-lebar-minim-gigi, atau bahkan ketawa ngakak. Lakukan saja. Yang penting si Bayi bisa menikmati kegiatan membacanya.
Ayo, Mah, bisa dicoba, karena ini semua sudah foolproof,
alias sudah dicobakan pada Baby Sha, dan rutin dilakukan, dan
Alhamdulillah Baby Sha menikmati waktu membacanya.
Harusnya Mamah gak mau sampek ketinggalan dapet manfaatnya membaca
sejak dini ya kan, Mah? Ayo, Mah, sama-sama membiasakan agar anak suka membaca
sejak bayi. Masak kalah cepet sama waktu kemarin dibela-belain ngejar diskonan akhir
tahun di mall-mall? Yuk mari sekarang kita nge-mall, mampir ke toko buku,
pilih board book yang sesuai kriteria yang paling cucok
buat bayi, dan lalu jadwalkan kegiatan membaca dalam rutinitas setiap hari.
Yang paling populer sih: sebelum tidur. Tapi meskipun tidak ada jadwal
tetapnya, seperti saya, pokoknya lagi nganggur dan bingung mau main apa lagi,
ya