Langsung ke konten utama

Permainan untuk Mengasah Kreativitas Anak

Assalamualaikum..
Muna Fitria a.k.a @mamahfaza disini.


Anak Mamah ada yang hobi gambar?
Samaan dong kayak Si Kakak. Yes, tosss!
Seberapa greget anak Mamah kalau lagi asyik menggambar?
Kalau Si Kakak, sepanjang siang pun dia betah terus membuat sekitar 2 atau 3 cerita seri bergambar sampai menghabiskan satu buku penuh.
Sadar bahwa menggambar adalah salah satu cara mengasah kreativitas anak, maka hobi menggambar Si Kakak ku buat jadi permainan.

Permainan untuk Mengasah Kreativitas Anak

Permainan ini sebenarnya terinspirasi dari aplikasi mobile game "Tebak Gambar". Ada yang sudah pernah main kah?

Dalam mobile game itu, pemain harus menebak frasa kata benda dari petunjuk gambar yang diberikan. Kurang lebih begitulah permainan untuk mengasah kreativitas anak yang ku buat untuk Si Kakak. Hanya saja, selain menebak kata-katanya, anak juga harus membuat petunjuk gambarnya.

Cara Bermain:

  1. Pikirkan sebuah benda, atau kata-kata.
  2. Buatlah gambarnya.
  3. Yang lain harus menebak apa benda atau kata yang dimaksud.
  4. Jika ingin permainan lebih seru, bisa menggunakan batas waktu. Misalnya, 45 detik untuk menggambar sambil yang lain terus menebak sampai benar. Kalau waktu sudah habis, tapi belum bisa menebak jawaban dengan benar, ya dianggap menyerah.t

Atau bisa pakai "nyawa", misalnya diberi tiga kali kesempatan menjawab, atau 3 "nyawa". Kalau "nyawa"nya sudah habis, tapi belum bisa menebak jawaban dengan benar, ah.. sayang sekali, tidak bisa dapat poin.

Baca juga: Bagaimana Percobaan Sains Sederhana Bisa Melatih Anak Berpikir Kritis

Alternatif Permainan untuk Mengasah Kreativitas Anak

Permainan untuk mengasah kreativitas anak ini bisa dimainkan dengan cara lain, seperti yang biasa saya mainkan bersama murid-murid di kelas. Pada dasarnya, cara bermainnya sama, tapi ada pihak lain yang netral yang tidak ikut bermain yang harus menentukan beberapa nama benda atau kata yang harus ditebak.

Alternatif permainan yang ini menurut saya lebih greget, karena para pemain tidak ada yang tahu apa yang harus digambar.

Jadi misalnya, Mamah dan Si Kakak yang bermain, maka...

1. Si Papah bertugas menuliskan nama-nama benda atau kata yang harus ditebak di beberapa lembar kertas kecil.

Tips: Akan lebih mudah jika menggunakan nama benda atau kata yang konkrit, ada wujudnya, sehingga bisa digambar.

Misalnya, "Nasi Bebek", atau "Kebakaran".

Jangan gunakan kata atau benda yang abstrak, semacam "RINDU". Dilan aja berat ngerasainnya, apalagi kita yang harus gambar kan ya.

2. Si Kakak harus ambil 1 kertas kecil tadi secara acak dan membuat gambarnya sebagai petunjuk untuk Mamah.

3. Sama seperti sebelumnya, agar lebih menantang, bisa digunakan batas waktu atau kesempatan menjawab. Kalau belum bisa menebak dengan benar setelah waktu / kesempatan menjawab sudah habis, tidak mendapat poin.

Untuk mencatat poin permainan, bisa pakai papan skor atau score board ala-ala pertandingan basket gitu loh, Mah. Mamah bisa bikin sendiri sama anak-anak. Guampang, beneran! Tutorialnya disini,

Baca Juga: Meningkatkan Minat Baca Anak di Era Digital dengan Let's Read

Manfaat Permainan untuk Mengasah Kreativitas Anak

Meskipun kelihatannya sepele, tapi permainan semacam ini manfaatnya sangat besar buat otak. Dalam permainan untuk mengasah kreativitas anak ini terjadi sebuah proses merubah sebuah kata menjadi sebuah gambar. Dalam otak si Kakak, proses ini membutuhkan kemampuan visualisasi dan daya ingat. Kabar baiknya, semua kemampuan itu sangat penting untuk si Kakak memahami teks bacaan. Kemampuan lain yang bisa terasah lewat permainan ini, ya tentu saja, berpikir kreatif dengan ide-ide original.

Misalkan, kata yang harus ditebak adalah "Nasi Bebek". Si Kakak akan mencari cara bagaimana supaya dapat menyampaikan "Nasi Bebek" lewat media gambar. Meskipun tidak jago gambar, dia akan menggambar bentuk sedemikian rupa supaya kelihatan semirip-miripnya dengan "Nasi Bebek". Ini usaha yang kreatif, dan idenya orisinil, karena tidak ada gambar yang bisa dia contoh.

Di perkembangan zaman sekarang ini, memiliki ide kreatif dan orisinil bagaikan memiliki simpanan emas, Mah. Sadar, kan, pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia mencapai hampir 5% dalam satu tahun saja, dan memberikan kontribusi sebesar hampir 8% dari total perekonomian Indonesia.

Setelah mengetahui betapa berharganya ide kreatif dan orisinil, kita pastinya akan terus mencari cara untuk mengasah kreativitas anak dan mendidik anak supaya jadi kreatif kan.

Ayo, Mah, sama-sama kita pupuk pemberian Allah pada anak-anak kita supaya tumbuh menjadi sesuatu yang berpotensi besar untuk memberi manfaat dan berkah bagi banyak orang.

Selamat menikmati waktu berkualitas bersama anak.

Komentar

PWWidayati mengatakan…
wah asyik banget permainannya ya mbak, note ya aku catet ini weekend bisa buat seru-seruan sama bocah wkwkwk
Muna Fitria Hidayat mengatakan…
Beneran, Mbak. Ini tuh seru banget. Kalau aku main ini sama Si Kakak (9 tahun), makin lama makin kocak. Awalnya normal, kayak "Nasi Bebek", dia gambar nasi di piring sama hewan bebek. Lama-lama, dia gambar tanda + sama hantu dong. Coba tebak apa maksudnya? "Rumah Sakit Jiwa". Capek deh, haha.

Popular Posts

CARA MEMBUAT BULLET JOURNAL UNTUK PEMULA: HABIT TRACKER

Assalamualaikum Muna Fitria a.k.a. @mamahfaza disini Kita semua perlu punya kebiasaan baik yang berfaedah dalam hidup. Kalau sampai sekarang masih belum punya, berarti kita harus pilih satu kebiasaan baik yang ingin kita lakukan dan mulai menanamkannya sampai jadi rutinitas. Nah, habit tracker bisa membantu proses ini. Kita bisa menuliskan kegiatan apapun yang kita ingin rutinkan dan catat untuk memantau bisakah kita istiqomah. Misalnya, ingin rutin menghindari makan gorengan demi menghindari kolesterol? Tulis di habit tracker dan mulai wujudkan. HABIT TRACKER ADALAH ... "Habit Tracker" diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti "Pencatat Kebiasaan". Lalu kenapa kita harus mencatat kebiasaan (tracking habits) ? Penggagas Bullet Journal, Ryder Carroll, dalam salah satu videonya menyampaikan bahwa Habit Tracker adalah salah satu cara sederhana untuk membuat diri kita lebih berkomitmen untuk merutinkan suatu kebiasaan baik (habit). Saat kita ingin mengubah sua...

Blogwalking Asik, Support Group Para Blogger, Tak Sekedar Saling Kunjung Blog

Assalamu'alaikum.  Muna Fitria a.k.a @mamahfaza disini.  Kamu blogger baru? Tidak tau harus berbuat apa? Tidak tau harus bertanya ke siapa? Merasa sendirian dalam dunia blogging yang luas ini? Tenang. Kamu tidak sendirian kok. Bergabunglah dengan komunitas bloggers. Di dalam komunitas, kita para bloggers bisa saling support. Komunitas blogger yang mana? Yang mana saja.  Saranku sih, sebagai pemula, bergabung saja dengan beberapa komunitas sekaligus.  Toh kamu belum tau mana yang paling membuatmu nyaman dan bisa memberikan banyak keuntungan untukmu.  Cobain saja dulu sebanyak yang kamu bisa. Dari beberapa komunitas blogger yang aku ikuti, kali ini aku akan menyoroti 1 komunitas yang berbasis di Whatsapp Group, yaitu BLOGWALKING ASIK.  Baca Juga:  Pengalaman Nyata | Ini 4 Cara Blogku Menghasilkan Cuan Profil Blogwalking Asik Sebenarnya sih aku tidak yakin Blogwalking Asik ini betul-betul berbentuk sebuah komunitas atau bukan, hahaha..  Yang aku...

Hidup Tanpa Social Media Selama 2 Bulan, Begini Rasanya

Tepat tanggal 6 Agustus 2017, dengan nekatnya saya memutuskan untuk berhenti menggunakan Facebook (FB) & Instagram (IG), dua social media yg seeetiap hari saya umeeek terus. I even posted a goodbye note. Mamah lelah dengan drama yg timbul gara-gara postingan yang muncul: Jadi BAPER, kalo liat postingan para selebritis atau influencers dengan kehidupan mereka yang 'terlihat sempurna'. Untung saya diselamatkan dari Virus Baper Nasional akibat Raisa - Hamish, karena saya pas off IG di saat-saat wedding & honeymoon mereka. fffiiiuuuhhh.. selameeet..  Jadi PARANOID, kalo lihat postingan platform berita lokal atau international, amatir atau profesional, yang menampilkan terlalu banyak detail dan gambar 'vulgar'; entah itu korban perang, kecelakaan, kriminalitas, atau banyak hal horor lainnya. Bukannya saya tak mau peduli, tapi akhirnya saya jadi kebayang-bayang berkepanjangan dan hidup akhirnya jadi ikutan sengsara. Jadi KEPO gak penting, kalo liat postingan l...