Assalamualaikum..
Muna Fitria a.k.a. @mamahfaza disini..
Nge-mall terooos..
Siapa nih yang kegiatan akhir pekannya ngemall lagi, ngemall lagi? Kalau tidak belanja, ya paling sekedar makan siang atau cuci mata.
Saya sendiri angkat tangan
Rasanya kurang faedah gitu ya, Mah. Menghabiskan banyak uang pula. Ku khawatir ini lama-lama akan mengajarkan pola hidup konsumtif ke anak-anak.
Inginnya tiap weekend ada kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan memberikan pengalaman berbeda untuk anak-anak. Syukur-syukur kalau tidak menghabiskan terlalu banyak uang.
Hehe.. Teteup.. Mamak hemat mode on.
Sampai pada suatu siang saat ku scroll Whatsapp Stories, ku temukan informasi tentang Parade Dongeng Surabaya 2019 ini.
Parade Dongeng Pahlawan Kota Kita digelar di Perpustakaan Bank Indonesia di Jl. Taman Mayangkara, Surabaya.
Karena sepanjang Jl. Darmo ditutup untuk Car Free Day, kami harus mengambil jalan memutar di Jl. Diponegoro. Tapi saat tiba di lokasi, sayangnya tidak ada tempat parkir tersedia. Jadi kami harus kembali memutar, parkir di area Masjid Al-Falah, dan berjalan kaki menyeberang dua ruas jalan raya untuk sampai ke lokasi.
Hidup memang penuh perjuangan ya, Buk.
ebelum pukul 07.30, sudah banyak anak yang terlihat seperti murid PAUD sedang berbaris dan dikondisikan oleh para pemandu. Harusnya bukan hanya anak-anak saja yang perlu dikondisikan, tapi para pengantarnya juga. Karena yang lebih bikin ribut adalah ibu-ibunya. Haha..
Selain itu, ada beberapa Pojok Komunitas yang mangkal di teras bangunan:
Muna Fitria a.k.a. @mamahfaza disini..
Nge-mall terooos..
Siapa nih yang kegiatan akhir pekannya ngemall lagi, ngemall lagi? Kalau tidak belanja, ya paling sekedar makan siang atau cuci mata.
Saya sendiri angkat tangan
Rasanya kurang faedah gitu ya, Mah. Menghabiskan banyak uang pula. Ku khawatir ini lama-lama akan mengajarkan pola hidup konsumtif ke anak-anak.
Inginnya tiap weekend ada kegiatan lain yang lebih bermanfaat dan memberikan pengalaman berbeda untuk anak-anak. Syukur-syukur kalau tidak menghabiskan terlalu banyak uang.
Hehe.. Teteup.. Mamak hemat mode on.
Sampai pada suatu siang saat ku scroll Whatsapp Stories, ku temukan informasi tentang Parade Dongeng Surabaya 2019 ini.
PARADE DONGENG SURABAYA 2019
Dikutip dari Berita Anak Surabaya (Basra) kumparan.com, Komunitas Kumpul Dongeng rutin mengadakan Festival Dongeng Surabaya pada bulan November setiap tahunnya. Tahun ini, rangkaian acara Festival Dongeng Surabaya sudah digelar sejak bulan Oktober yang bertepatan dengan Hari Pahlawan. Karena itulah tema yang diangkat tahun ini adalah Pahlawan Kota Kita. Nah, Parade Dongeng Pahlawan Kota Kita yang saya hadiri pada hari Minggu, 17 November 2019 lalu adalah puncak dari rangkaian acara Festival Dongeng Surabaya 2019.LOKASI PARADE DONGENG SURABAYA 2019
Lokasi Festival Dongeng Surabaya 2019 di Perpustakaan Bank Indonesia |
Parade Dongeng Pahlawan Kota Kita digelar di Perpustakaan Bank Indonesia di Jl. Taman Mayangkara, Surabaya.
Karena sepanjang Jl. Darmo ditutup untuk Car Free Day, kami harus mengambil jalan memutar di Jl. Diponegoro. Tapi saat tiba di lokasi, sayangnya tidak ada tempat parkir tersedia. Jadi kami harus kembali memutar, parkir di area Masjid Al-Falah, dan berjalan kaki menyeberang dua ruas jalan raya untuk sampai ke lokasi.
Hidup memang penuh perjuangan ya, Buk.
WAKTU PELAKSANAAN PARADE DONGENG SURABAYA 2019
Acara berlangsung mulai pukul 07.00 - selesai. Saat kami tiba disana sebelum pukul 07.30, sudah banyak anak yang terlihat seperti murid PAUD sedang berbaris dan dikondisikan oleh para pemandu. Harusnya bukan hanya anak-anak saja yang perlu dikondisikan, tapi para pengantarnya juga. Karena yang lebih bikin ribut adalah ibu-ibunya. Haha..
BIAYA & CARA PENDAFTARAN PARADE DONGENG SURABAYA 2019
Beberapa hari sebelumnya, ku sudah registrasi online lewat Contact Person yang tercantum di foto promosi. Ku sudah transfer juga HTMnya: Rp20.000/orang. Tapi ku tetap harus daftar ulang pada hari-H untuk dapat suvenir dan konsumsi. Kalo belum daftar pun sebenarnya bisa registrasi on-the-spot saat acara berlangsung.KONSEP ACARA PARADE DONGENG SURABAYA 2019
Di luar bangunan, ada panggung utama yang menyajikan beberapa penampilan dari murid-murid sekolah dan para pendongeng cilik yang dipandu oleh MC. Sementara di dalam bangunan, ada 4 panggung indoor di beberapa ruangan berbeda. Dalam setiap ruangan, ada 4 pendongeng yang siap menghibur pengunjung dengan story telling bertemakan Pahlawan Kota Kita.Selain itu, ada beberapa Pojok Komunitas yang mangkal di teras bangunan:
- Perpustakaan Boneka
- Komunitas Dalang Cilik
- Krian Pecinta Satwa
- Lemari Buku-Buku
- Komunitas Perupa Cilik,
- dan lainnya.
RANGKAIAN ACARA PARADE DONGENG SURABAYA 2019
Setelah daftar ulang, kami menunggu di teras bangunan Perpustakaan Bank Indonesia sambil menikmati beberapa penampilan pembuka dari murid-murid PAUD. Awww… Gemash liatnya! Lucu gitu kan; ada anak yang menarinya hyper semangat; eh, ada juga yang bengong melongo di atas panggungAda juga penampilan dari murid-murid Sekolah Luar Biasa. Wah.. Alhamdulillah. Puji syukur lihat mereka bisa beri penampilan kayak gitu luar biasa loh..
Sambil menikmati penampilan gerak dan lagu, kami mengunjungi “booth” beberapa komunitas yang ada di teras bangunan. Si Kakak ku ajak lihat-lihat di pojok Komunitas Dalang Cilik; mau ku kenalin sama wayang. Isin lah ya mosok wong Jawa tulen ndak kenal wayang.
Gak lama, ada mas-mas, kelihatannya seusia SMP, pake kaos bertuliskan “Festival Dalang Cilik”, yang nyamperin dan mulai ajarin Si Kakak cara pegang wayang yang benar. Ku buka obrolan dengan Mas Dalang Cilik ini tentang wayang: siapa aja karakter wayang yang dia bawa, gimana caranya gerakin wayang. Ku ajak Si Kakak main dalang-dalangan sebentar dan sebisanya (baca: ngawur; akuh mah apah atuh, bukan dalang, bukan apa) lalu ku biarkan Si Kakak mengeksplorasi wayang bersama si Mas Dalang Cilik, sementara ku temani Si Adek ke booth lainnya.
Si Kakak bermain wayang di Pojok Komunitas Dalang Cilik |
Koleksi boneka tangan yang dipinjamkan Perpustakaan Boneka |
Puas main wayang, Si Kakak akhirnya memberanikan diri untuk mengamati ular python milik anggota komunitas Krian Pecinta Satwa. Dia duduk bersila di samping si bapak empunya ular yang bercerita & menjawab beberapa pertanyaan seputar si ular yang meliuk-liuk di pangkuan si Bapak. Eh, akhirnya dia berani ngelus juga dan Si Adek pun ngikut
Mengenal ular python lebih dekat bersama komunitas Krian Pecinta Satwa |
Setelah itu kami diminta untuk mengikuti panitia yang akan memandu kami menuju acara indoor. Ternyata pengunjung dikategorikan menurut warna pin. Pengunjung dengan pin warna merah sepertiku dikumpulkan di aula bawah untuk menikmati penampilan beberapa pendongeng yang akan membawakan cerita tentang petugas kebersihan dan pertamanan, polisi lalu lintas, petugas perpustakaan, dan juru parkir sebagai pahlawan kota.
Sayangnya, ada kerusakan teknis saat cerita pertama berlangsung: mic tidak menyala. Terjadilah kerusuhan karena anak-anak tidak bisa mendengar jelas suara pendongeng dan berkerumun lah mereka di dekat panggung.
Si Kakak lama-lama terlihat bete karena selain situasinya jadi semrawut, ceritanya tidak seperti yang dia harapkan. Si Adik juga mulai tidak bisa menikmati acara dan malah meminta buku untuk ku bacakan sendiri.
Baca juga: Baca Buku Untuk Bayi - Gimana Caranya?
Ku tanyakan pada panitia yang duduk-duduk santai di belakang: dimana kami bisa meminjam buku untuk dibaca? Ternyata ada perpustakaan kecil di bangunan utama. Beranjak lah kami dari aula yang penuh keributan ini menuju ke ruang yang ternyata biasa dipakai sebagai Pojok Dongeng Perpustakaan Bank Indonesia.
Melihat buku-buku berjajar di rak, Si Kakak dan Si Adik gerak cepat pilah pilih buku untuk dibaca. Tiap ada buku, ‘password’-nya Si Adik tetep sama: “Bacakno, Maaah..” Sementara pilihan bacaan Si Kakak tetap jatuh pada ensiklopedia.
Sayangnya, ada kerusakan teknis saat cerita pertama berlangsung: mic tidak menyala. Terjadilah kerusuhan karena anak-anak tidak bisa mendengar jelas suara pendongeng dan berkerumun lah mereka di dekat panggung.
Si Kakak lama-lama terlihat bete karena selain situasinya jadi semrawut, ceritanya tidak seperti yang dia harapkan. Si Adik juga mulai tidak bisa menikmati acara dan malah meminta buku untuk ku bacakan sendiri.
Baca juga: Baca Buku Untuk Bayi - Gimana Caranya?
Ku tanyakan pada panitia yang duduk-duduk santai di belakang: dimana kami bisa meminjam buku untuk dibaca? Ternyata ada perpustakaan kecil di bangunan utama. Beranjak lah kami dari aula yang penuh keributan ini menuju ke ruang yang ternyata biasa dipakai sebagai Pojok Dongeng Perpustakaan Bank Indonesia.
Pojok Dongeng Perpustakaan Bank Indonesia |
Melihat buku-buku berjajar di rak, Si Kakak dan Si Adik gerak cepat pilah pilih buku untuk dibaca. Tiap ada buku, ‘password’-nya Si Adik tetep sama: “Bacakno, Maaah..” Sementara pilihan bacaan Si Kakak tetap jatuh pada ensiklopedia.
Membaca buku di Pojok Dongeng Bank Indonesia |
Krik.. Krik.. Hari mulai siang. Perut mulai lapar secara tadi pagi gak sarapan, tapi tidak ada kegiatan apa-apa di ruangan itu. Anak-anak sudah lelah baca buku dan beralih ke permainan blocks. Para panitia yang berkerumun juga tenang-tenang saja duduk-duduk di sofa.
Berkeliaran lah aku ke ruangan-ruangan lain. Ternyata memang masih ada sesi dongeng berlangsung. Karena tidak mau balik ke aula penuh keributan tadi, ku tanyakan pada panitia: apa boleh ikut acara di ruangan lain? Mereka menyarankan untuk menunggu sampai jam 11.00 karena akan ada penampilan dongeng boneka tangan. Masih harus nunggu lebih dari 30 menit lagi, Buuuk.. No way! Aku dan suami memutuskan, udah lah, kita cabut aja, cari makan.
Dalam perjalanan keluar, kami melewati main stage di luar bangunan saat ada penampilan dari salah satu pendongeng cilik membawakan legenda tokoh heroik Jawa Timur, Sarip Tambak Oso. Ekspresi wajah, intonasi suara dan gerakan tubuhnya saat bercerita langsung menarik perhatian kami. Akhirnya ku tak jadi pulang dong, haha.. Kami berhenti di depan panggung dan menikmati dongeng sampai selesai.
Salah satu penampilan Pendongeng Cilik |
Si Kakak sepertinya juga lebih menikmati penampilan ini karena ceritanya lebih sesuai dengan yang dia harapkan. Ekspektasinya saat mendengar "Pahlawan Kota Kita" adalah tipe pahlawan pembela kebenaran gitu loh, dan memang cerita yang dibawakan para pendongeng cilik ini adalah legenda tokoh-tokoh heroik Jawa Timur. Total ada 3 penampilan pendongeng cilik yang kami nikmati.
Ah, sayang sekali. Kenapa ku tidak ngendon aja di depan panggung outdoor dari tadi? Daripada ku bengong di dalam nungguin anak-anak asik baca buku dan main building blocks.
Ah, sayang sekali. Kenapa tidak ada satu pun panitia yang ku tanyai di dalam tadi mengarahkan kami untuk menikmati penampilan di panggung outdoor sambil menunggu acara selanjutnya dimulai 45 menit lagi?
Padahal kan maksud hati ingin memberikan pengalaman pada anak-anak sebanyak-banyaknya dan memanfaatkan sebaik-baiknya event spesial seperti ini yang hanya setahun sekali.
Meskipun di luar ruangan, tidak terasa terik panas matahari sedikit pun. Gerah sih tetep yes. Untung ada banyak blowers. Jadi kami nyaman saja duduk bersila di karpet di depan panggung.
Selain penampilan para pendongeng cilik, ada permainan untuk pasangan ibu dan anak. Karena memang tujuanku adalah memberikan pengalaman pada anak-anak, spontan saja ku ajak Si Kakak naik ke atas panggung. Ternyata permainannya sederhana. Si anak menirukan suara hewan dan sang ibu harus menebak suara hewan apa itu. Hadiahnya juga sederhana saja: suvenir dari penyelenggara.
Games ibu dan anak |
Sayangnya Azan Zuhur sudah berkumandang dan kami akhirnya memutuskan untuk (beneran) pulang karena kami belum makan sejak pagi.
Alhamdulillah senang rasanya bisa memberikan pengalaman berbeda pada anak-anak akhir pekan itu 💜
Mudah-mudahan ku bisa hadir acara Festival Dongeng Surabaya tahun depan, karena...
- kegiatan mendongeng sangat bagus untuk mengembangkan literasi anak.
- lewat acara ini, ku jadi tahu ada banyak sekali komunitas yang cocok untuk anak-anakku, tapi ku tidak pernah tahu ada, padahal masih dalam satu kota loh. Hello.. Kemane aje guweh? Ngemall terus sih, haha..
- kegiatan edukatif untuk anak yang rutin diadakan seperti ini masih tergolong langka di Surabaya (apa jangan-jangan saya aja yang gak apdet, haha..)
Ku berharap di Festival Dongeng Surabaya tahun depan, ...
- para panitia bisa lebih informatif sehingga pengunjung bisa mendapatkan pengalaman dan manfaat dari acara secara maksimal.
- lebih banyak penjaja makanan dan minuman, haha.. Serius. Apalagi kalau acara berlangsung seharian penuh, sejak pagi sampai sore, makanan dan minuman adalah kebutuhan esensial untuk anak-anak supaya tidak cranky. Dengan begitu kan anak-anak jadi lebih betah mengikuti acara sampai selesai.
Ada warga Surabaya gak nih?
Kasih tahu dong, Mah, event-event apa lagi semacam ini yang Mamah tahu? Ku kelamaan tinggal di gua nih kayaknya jadi gak update, haha..
Share di kolom komentar yah..
Atau boleh juga tag Instagramku @mamahfaza
Selamat menikmati weekend tanpa mall bersama anak-anak!
Sumber: https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/festival-dongeng-surabaya-hadirkan-pendongeng-dari-india-dan-hawaii-1sDgF5hSuap
Komentar
tapi itu yg masalah mic ga nyala, sayang juga yaa ga ada backup plannya , jd malah bikin acara agak semrawut.. panitianya ga terlalu siap mungkin
iya, menurutku panitianya kurang informatif, jadi saya sebagai pengunjung merasa seperti kurang 'guidance' gitu loh, tolah toleh, huhu,,
saya juga baru tahu ada acara beginian di Surabaya, padahal ini rutin tiap tahun loh, haha, memalukan.
Asyik juga kalau sering-sering acara kayak gini.
Kami selalu andalan banget ngemal, salah satu tempat yang nyaman buat main, mainnya juga cuman lari-larian aja kok, makanya biasanya milih mall yang sepi hahahaha
Perpustakaan BI ini pas di seberangnya Masjid Al-Falah, Mbak.