Assalamualaikum..
Muna Fitria a.k.a @mamahfaza disini..
Photo by Ignacio Campo on Unsplash
|
Setelah bersiap untuk melahirkan dengan mengepak tas bersalin dan melewati proses persalinan yang luar biasa, bayi Mamah akhirnya lahir dengan selamat dan sehat wal afiat. Selamaaat! Waktunya pulang setelah menginap beberapa hari di rumah sakit. Tapi lalu Mamah mendapat instruksi untuk kembali ke rumah sakit dalam beberapa hari untuk kontrol ke dokter spesialis anak. Buat apa? Kan baru saja pulang? Penting kah?
Jadwal Kontrol Pertama Bayi Setelah Lahir
Kapan bayi harus kontrol ke dokter anak setelah pulang dari rumah sakit? Jawabannya sih tergantung dokter anaknya, haha. Dari pengalaman anak pertama dan kedua, dokter menjadwalkan kontrol pertama bayi 1 minggu setelah pulang dari rumah sakit. Berbeda dari Baby No.3 yang diminta kembali 3 hari setelah pulang.
Karena jadwal kerja Si Papah yang padat dan karena badanku masih terasa hancur lebur pasca operasi, kami baru bisa kontrol ke dokter anak sekitar 2 minggu setelah pulang dari rumah sakit. Gak papa lah ya agak telat dikit. Asalkan jangan sampai usia bayi lebih dari 1 bulan sih, kalau menurutku. Karena kan ada vaksin yang harus diberikan saat bayi masih usia 0 bulan.
Baca Juga: 5 Kunci Wujudkan Mimpi Finansial
5 Hal yang Dilakukan Saat Kontrol Pertama Bayi Setelah Lahir
Sebenarnya kontrol pertama bayi ke dokter spesialis anak ini penting, Mah. Karena setelah lahir bayi masih melakukan banyak penyesuaian, kondisi mereka harus terus dipantau. Berikut 5 hal yang dilakukan saat kontrol pertama bayi ke dokter spesialis anak:
1. Kontrol kenaikan berat badan
Fakta: Berat badan bayi akan turun sekitar 5 - 10 persen dalam beberapa hari setelah lahir.
Ini terjadi karena bayi terlahir dengan cairan yang berangsur-angsur akan hilang. Setelah 5-7 hari setelah lahir, berat bayi akan naik lagi dan harusnya sudah kembali ke berat badan awal saat lahir (atau malah lebih) setelah 2 minggu [1] Selanjutnya, selama 4 minggu pertama, berat bayi akan naik sekitar 20 - 30 gram per hari [2] Tinggal hitung aja ya, Mah, harusnya naik berapa gram.
Nah. Yang perlu Mamah ingat, pertumbuhan bayi bisa berbeda tergantung dari kondisi bayi. Faktor genetik, asupan makanan, dan lainnya berpengaruh pada pertumbuhan bayi. Makanya, kita butuh pendapat dokter spesialis anak untuk menentukan apakah kenaikan berat badan bayi kita tergolong sehat atau tidak.
2. Imunisasi
Berdasarkan pengalaman dua anak sebelumya, bayi diberi vaksin Hepatitis B 1 dan Polio 0 sesaat setelah lahir. Tapi entah kenapa Baby No.3 hanya diberi vaksin Hepatitis B, padahal anak-anakku lahir di rumah sakit yang sama.
Jadilah vaksin Polio 0 diberikan saat kontrol pertama ke dokter. Vaksin ini diberikan dengan cara diteteskan ke mulut (drop). Selain itu, Baby No.3 juga mendapatkan vaksin BCG dengan cara disuntikkan ke lengan atas.
Tips: Saat disuntik, bayi biasanya berontak kan yah. Nangis kenceng sambil menggeliat gitu. Kita kadang sampai kewalahan menahan bayi supaya gak gerak. Nah, akan lebih gampang kalau bayi dibedong rapat dengan kain bedong atau kain gendong (jarik). Sayangnya saat kontrol ke dokter anak kemarin, si bayi pakai bedong instan yang model kantong dan pakai gendongan sling, jadi tidak bisa dipakai untuk membedong bayi dengan rapat. Untung saja sang dokter menyediakan banyak kain bedong.
Pesan dokter, kemungkinan pada bekas suntikan akan muncul bentol kecil dan mengeluarkan cairan putih seperti nanah antara 2-12 hari setelah imunisasi. Jangan khawatir, Mah. Ini normal. Yang penting, bekas suntikannya jangan diuyek yah. Untungnya tidak muncul reaksi apapun pada Baby No.3 setelah imunisasi.
3. Kontrol kadar bilirubin (kondisi kuning pada bayi)
Warna kuning pada bayi akan berangsur-angsur hilang mulai dari bawah (kaki) ke atas (wajah). Saat Baby No.3 kontrol ke dokter anak pada usia 19 hari, tinggal wajahnya saja yang kuning. Dokter bilang ini termasuk normal mengingat Baby No.3 hanya minum ASI. Memang kuning pada bayi full ASI cenderung lebih lama hilang. Yang perlu diingat nih, Mah.
Tidak ada hubungan antara menjemur bayi dengan kondisi kuning bayi
Boleh-boleh saja menjemur bayi untuk mendapat manfaat vitamin D dari sinar matahari, tapi jangan berharap kuning pada bayi bisa hilang karenanya.
4. Periksa Kondisi Fisik Bayi
Ruam popok
Ruam popok bisa terjadi karena kulit bayi bersentuhan dengan kotoran yang mengandung kadar asam tinggi. Itulah kenapa saat ganti popok sebaiknya bekas pipis dan pup dibersihkan dengan air menggunakan kapas atau kain, bukan tisu basah. Ini harus ya, Mah, apalagi untuk bayi full ASI. Karena ASI sifatnya asam, jadi bayi full ASI lebih rawan terkena ruam popok.
Ruam popok Baby No.3 cukup parah juga. Bagian yang tertutup popok memang terlihat sangat merah, tapi untungnya tidak muncul bintik-bintik dan tidak sampai menyebabkan si Baby rewel.
Reaksi alergi di kulit.
Kulit bayi kan sensitif ya, jadi sering terjadi iritasi, seperti kemerahan, bintik merah, bahkan kadang sampai muncul kerak atau terlihat seperti melepuh. Keluargaku punya riwayat alergi turun temurun. Jadi saat ada masalah kulit seperti ini, biasanya langsung dicurigai karena alergi. Padahal tidak selalu. Terus gimana kita bisa tahu iritasi di kulit bayi adalah reaksi alergi atau bukan?
Bintik-bintik merah yang timbul karena reaksi alergi biasanya kasar jika diraba. Reaksi alergi di kulit mulai muncul sekitar usia 2-3 minggu. Hati-hati saat mengonsumsi seafood (termasuk bandeng dan tongkol) dan susu sapi, karena bahan makanan ini berisiko tinggi menyebabkan alergi.
Alat kelamin.
Dokter akan memeriksa apakah kemaluan bayi dalam keadaan bersih atau tidak. Karena ternyata terkadang cara kita membersihkan kurang teliti dan kurang menyeluruh. Apalagi Mamah baru kayak aku (10 tahun yang lalu) masih awam dan tidak tahu kalau produk perawatan bayi ternyata bisa menyebabkan iritasi kulit.
Dulu anak lelaki pertamaku pakai segala macam produk. Setiap habis ganti popok selalu dibedakin. Biar gak lembab, katanya. Eh, baru ketahuan saat kontrol ke dokter anak bahwa bedak menumpuk di bagian dalam kemaluan. Barulah ditunjukkan cara membersihkan kemaluan yang benar.
Untuk bayi laki-laki, bagian kulit "kuncup"nya ditarik ke arah pangkal sampai terlihat "kepala" di dalamnya. Biasanya di lipatan kulit kuncup ini banyak kotoran menumpuk. Untuk bayi perempuan, "bibir" kemaluannya dibuka dan dibersihkan satu arah (dari depan ke belakang). Biasanya di situ ada kotoran yang terlewat.
Baca Juga: Ide Permainan Untuk Balita #1: Berburu Angka
5. Cek Pup Bayi
Dokter anak akan melihat apakah tekstur dan warna pup bayi normal, yaitu berwarna kuning. Ini tandanya sistem pencernaan bayi normal, karena pup warna kuning adalah kotoran "segar": langsung dikeluarkan setelah melalui proses pencernaan.
Pup bayi yang berwarna hijau kecoklatan (cenderung gelap) bisa memberi tanda bahwa bayi mengalami sembelit. Pup yang berwarna kegelapan biasanya adalah kotoran lama yang tersimpan di usus.
Hati-hati kalau pup bayi Mamah berwarna putih dan mengandung serbuk seperti tepung. Itu bisa menjadi indikasi kelainan hati (atresia bilier).
____________________
Itulah 5 hal yang biasa dilakukan dokter anak saat kontrol pertama bayi setelah lahir. Informasi ini ku rangkum berdasarkan pengalaman pribadi. Ketiga
anakku periksa ke dokter spesialis anak yang sama, jadi perawatan yang
diberikan kurang lebih sama. Perawatan yang dilakukan pada bayi lain mungkin berbeda bergantung pada tenaga kesehatan yang menangani.
Kalau dokter spesialis anak Mamah gimana?
Sumber:
[1] https://www.babycenter.com/0_newborn-weight-gain-whats-healthy-and-whats-not_10414652.bc#articlesection2
[2] https://www.hellomotherhood.com/article/233753-how-much-should-a-6-month-old-baby-weigh/
Komentar
Sama seperti Mbak, dua anakku juga semingguan lebih udah gak kuning. Cuman Baby No.3 aja nih yang sampe sebulanan.
Dulu sebagai ibu baru aku jg banyak ga taunya.. tp beruntung almarhum babysitter pertama ngerti ttg bayi dan dia yg kebanyakan bantu aku. Udah pengalaman 10 THN LBH merawat bayi sebelumnya. Makanya aku tenang serahin urusan bayi ke dia.
Nah anak kedua tuh, dia pup melulu dan pupnya berbusa gitu, sampai akhirnya kami ke dokter waktu usianya 5-6 harian ya, dan shock BBnya malah turun hahaha.
Ternyata semua normal sih, meski akhirnya si adik BAB melulu sampai 6 bulan lamanya :D