Kapan hari ada temen yang cerita kalo anaknya - cewek, usia 4 tahun - sering banget pura-pura jadi guru atau ustadzah. Si anak suka bicara sendiri seakan-akan ada banyak murid di depannya.
Kalau sudah main seperti ini, si anak bisa betah sampai berjam-jam. Bahkan sehari bisa diulang lebih dari sekali. Ini dimulai kira-kira sejak anaknya usia 2,5 - 3 tahun.
Nah. Gimana ya? Normalkah kalau anak suka bicara sendiri dan berpura-pura jadi orang lain kayak gini?
Ternyata model bermain seperti itu dinamakan pretend play.
Pretend Play
Manfaat
Belakangan ini diketahui bahwa pretend play sudah sangat jaaarang sekali dimainkan.
Tercatat bahwa pretend play menjadi kegiatan free play 41% anak usia pra-sekolah di tahun 1982, namun merosot drastis hingga hanya 9% di tahun 2002.
Sayang sekali. Padahal anak bisa mendapatkan baaanyak sekali manfaat dari pretend play. Berikut beberapa diantaranya:
1. Memenuhi kebutuhan perkembangan sosial-emosional anak
Kebutuhan sosial-emosional anak salah satunya adalah menjalin hubungan dengan orang lain dan merasa diterima dalam hubungan tersebut.
Di masa pandemi seperti sekarang ini, kasihan juga anak-anak jadi jarang bertemu dengan teman sebayanya. Mereka jadi tidak bisa menambah circle pertemanan atau menjalin hubungan dengan orang selain keluarga. Untungnya, dengan pretend play ini cukup membantu memenuhi kebutuhan sosial-emosional anak tadi.
Kurang sosialisasi? Apa berarti jika anak suka bicara sendiri tandanya dia kurang bermain dengan teman sebaya, atau sosialisasinya dengan dunia luar belum tercukupi?
Tidak juga, sebab saat anak bermain dengan teman-temannya pun biasanya mereka akan main pretend play juga.
Mulai usia 4 tahun, anak sudah masuk tahapan bermain cooperative play, dan pretend play adalah salah satu aktivitas yang bisa dimainkan dengan kooperatif.
Cooperative play adalah tahapan anak bisa bermain bersama orang lain. Anak menaruh perhatian tidak hanya pada aktivitasnya, tapi juga pada orang yang terlibat dalam permainan tersebut.
2. Mengembangkan kemampuan bahasa anak
Bahasa level tinggi. Pretend play begitu tersohor mempunyai peranan penting dalam perkembangan bahasa anak. Beberapa penelitian menemukan bahwa anak-anak yang bermain pretend play sering menggunakan level bahasa yang lebih tinggi daripada yang biasa mereka gunakan sehari-hari.
Meningkatkan perkembangan bahasa. Saat anak berpura-pura menjadi pegawai toko, misalnya. Anak akan menggunakan kalimat yang pernah mereka dengar diucapkan oleh seorang pegawai toko, seperti "Selamat datang di Indogustus. Selamat berbelanja." Dalam situasi normal, jarang akan keluar kalimat tersebut dari mulut anak. Ya kan? Begitulah pretend play bisa merangsang perkembangan bahasa anak.
3. Menstimulasi imajinasi anak
Saat berpura-pura menjadi orang lain, anak membayangkan dirinya melakoni berbagai macam peran. Mulai dari sosok nyata seperti guru atau pegawai toko, hingga karakter fiktif seperti hantu atau princess.
Anak berusaha mewujudkan khayalannya senyata mungkin dengan memakai kostum, mengatur setting tempat, atau menggunakan perlengkapan pendukung lain seperti stetoskop atau papan tulis. Dalam berimajinasi, anak otomatis juga sedang mengembangkan kemampuan inteligensinya loh, Mah.
Peran Orangtua
Peran orangtua penting sekali agar anak bisa secara optimal mendapatkan manfaat dari pretend play. Yang bisa orangtua lakukan antara lain:
1. Ikut mendalami peran
Meskipun anak suka bicara sendiri, terkadang anak akan meminta orangtua untuk ikut bermain juga. Misalnya, tiba-tiba anak nyamperin Mamah sambil bawa kertas dan pulpen dan tanya, "Mau pesan apa, Bu?"
Mainkanlah peranmu, Mah! Dari situ, Mamah bisa mengajarkan bagaimana caranya bermain dengan teman, seperti masing-masing punya giliran, harus bisa bekerjasama agar permainan menyenangkan.
Dari situ, anak juga bisa belajar kosakata atau bentuk kalimat baru, bagaimana berinteraksi dengan orang lain,
"Tapi aku tidak punya waktu untuk terus meladeni anak main." Ngerti banget sih kalo kerjaan Mamah buanyaaak dan sering merasa enggak punya banyak waktu, jadinya enggak sabaran saat main sama anak.
Untuk mengatasinya, Mamah bisa sepakati dulu di awal. "Oke. Mamah akan jadi tamu restoran, tapi sampai jarum jam di angka 3 ya!"
Kalau aku pribadi sih biasanya pakai timer. "Nanti kalau alarmnya udah bunyi, Mamah harus masak ya!" Dengan begitu, jadi sama-sama enak kan?!
2. Memfasilitasi
Jika anak lagi seneng-senengnya bicara sendiri, orangtua bisa memfasilitasi apa yang menjadi minatnya.
- Perhatikan peran apa yang sering anak pura-pura mainkan.
- Perluas wawasan anak dengan membacakan buku, menunjukkan foto atau video yang berhubungan dengan peran tersebut, atau mengajak anak ke TKP langsung.
- Bantu anak merealisasikan imajinasinya dengan membantu setting tempat atau menyediakan perlengkapan pendukung dan kostum.
- Masukkan juga kesempatan untuk belajar baca/tulis. Contohnya saat main toko-tokoan atau restoran, anak bisa belajar membaca atau menulis tanda BUKA / TUTUP, jam buka, menu, name tag pegawai, atau lainnya.
Ternyata kalau anak usia pra-sekolah suka bicara sendiri dan berpura-pura jadi orang lain itu normal ya, Mah. Anak memang sedang berada pada tahapan bermain cooperative play, makanya lagi seneng-senengnya main pretend play. Selain memenuhi kebutuhan sosial emosional anak, pretend play punya banyak manfaat lainnya untuk anak.
Selamat bermain peran dengan anak, Mah :)
_____________________________
Komentar
biasanya pas main rumah rumahan, sekalian berimajinasi
Anakku kalo pas ngobrol sendiri terus aku liatin dia langsung berhenti ngomongnya wkkwwkw lucu bangett
Hmm, kelak kalau si kecilku mulai besar, rasanya seru nih kalau bisa ikutan bermain peran sama dia. Banyak pula manfaatnya.
Lucu lo lihat anak-anak yang lagi pretend play, apalagi kalau kita juga ikutan ya. Seru bisa jadi apapun yang mereka mau, imajinasinya bener2 tanpa batas :) Orangtuanya yang kudu mengarahkan biar nggak kebablasan, wkwk.
Yang paling favoritnya sih bermain jual-jualan atau jadi kurir mengantarkan paket.
nah ternyata itu adalah jenis permainan yang normal ya dan justru banyak manfaatnya jadi kalau anak suka bermain peran seperti ini kita sebagai orang tua harus dukung ya... *Noted banget nih
kalo anak aku senengnya dia jadi chef, kami jadi pembelinya hehe lucu dan asik
Makanya pas anakku pernah aku liat pretend play dengan boneka2 nya, aku malah senang. Krn memang bisa menstimulasi kreatifitas dia, bahasa dia :). Tapi pernah juga dia pura2 memarahi bonekanya, dgn kata2 yg sama yg aku pernah pakai pas marahin anak2 hahahah. Harus hati2 memang jangan sampai dia meniru yg jelek :)